TATA CARA SHOLAT IDUL FITRI
DAN IDUL ADHA
Disampaikan dalam Kegiatan Pesantren Ramadhan 1434 H MIN Gilimanuk
Tanggal 31 Juli 2013
Mengerjakan shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha (‘idain) berhukum sunah muakkad.
Dalil Shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha
Dalil mengerjakan shalat dua hari raya adalah firman Allah swt.:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر.
(الكوثر:3)
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar:
3)Dan hadits Nabi Muhammad saw.:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ (متفق عليه)
Shalat hari raya
adalah shalat yang berjumlah du’a raka’at, dan sunah dengan berjama’ah, serta
dikerjakan sebelum khutbah. Akan tetapi, bagi orang yang mengerjakan ibadah
haji disunahkan mengerjakannya tanpa berjama’ah. Bagi orang yang mengerjakannya
tanpa berjama’ah tidak disunahkan melakukan khutbah setelahnya. Adapun tempat
melaksanakan shalat ‘idain adalah masjid.
Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha
Pelaksanaan shalat
hari raya dimulai saat matahari terbit sampai dengan tergelincir, dan yang
paling utama adalah mengerjakannya ketika matahari sudah naik kira-kira satu
tombak dalam pandangan mata.
Kesunahan di Hari RayaKesunahan yang dapat dilakukan pada saat hari raya adalah:
1. Melantunkan takbir
Kesunahan ini
dimulai sejak terbenamnya matahari hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha, dan
berakhir ketika imam memulai shalat ‘id. Hanya saja, pada hari raya ‘Idul Adha
tetap disunahkan melantunkannya setiap selesai mengerjakan shalat fardlu,
shalat rawatib, shalat sunah mutlak, dan shalat janazah. Kesunahan ini
berlangsung sampai waktu Ashar tanggal tiga belas Dzulhijjah.
Catatan:a. Takbir yang disunahkan pada setiap selesai shalat disebut takbir muqayyad.
b. Takbir yang disunahkan tidak pada setiap shalat disebut takbir mursal.
Adapun bacaan takbir yang dimaksud adalah:
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ
أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ، وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ
اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كبيراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً،
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهْ،
صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ
وَحْدَهُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ
الْحَمْدُ.
2. Mandi
dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ
الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى سُنَّةً ِللهِ تَعَالٰى.
3. Berangkat pagi-pagi, kecuali bagi imam
disunahkan berangkat ketika shalat hendak dilaksanakan.
4. Berhias diri dengan memakai parfum, pakaian yang bagus, memotong
kuku, serta menghilangkan bau yang tidak sedap.
5. Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat
dan pulang.
6. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat
shalat ‘Idul Fitri, sedangkan pada ‘Idul Adha, sunah melakukan shalat terlebih
dahulu.
7. Tahniah (ungkapan suka cita) atas datangnya
hari raya disertai dengan berjabat tangan. Seperti lafadh:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْك
8. Menjawab ucapan suka cita (tahni’ah) dengan
bacaan:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنْكُمْ،
أَحْيَاكُمُ اللهُ ِلأَمْثَالِهِ، كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
Teknis Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Hari Raya ‘Idul Fitri
dan ‘Idul Adha
1. Ketika
imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya
shalat, yakni dengan lafadh:
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ
اْلفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ.
2. Imam
segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram.
Niatnya adalah:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ
الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالٰى.
3. Setelah
takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir
sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua.
Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
ِللهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
4. Setelah
selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al
Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti surat Qaf atau Al A’la pada
raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5. Selesai
melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya
khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil menyerahkan tongkat. Redaksinya
semisal:
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ
يَوْمَكُمْ هٰذاَ، يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى، وَيَوْمُ السُّرُوْرِ،
وَيَوْمُ الْمَغْفُوْر، يَوْمُ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ
عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ،
أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا
رَحِمَكُمُ اللهُ. اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
6. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.7. Kemudian muraqi membaca do’a:
اَللّـٰهُمَّ قَوِّ
اْلإِسْـلاَمَ، مِنَ الْمُسْـلِمِيْنَ وَالْمُسْـلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنِ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ إِقَامَةِ الدِّيْنِ، وَاخْتِمْ لَنَا
مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
8. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam
kemudian duduk.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
9. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga
kali:
اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ
أَكْبَرْ، اَللهُ أََكْبَرْ، لآَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ
أَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْد 3 ×
10. Kemudian,
khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak,
disusul muraqi membaca shalawat:
اَللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan
dengan khutbah kedua sampai selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar